Kamis, 19 November 2015

Cerita pendek


MELIHAT LEBIH DALAM PASTI JAUH LEBIH INDAH

Aku adalah mahasiswa baru dua tahun yang lalu, dan sekarang aku adalah mahasiswa lama, tua, senior dua tingkat dari maba yang sebenarnya. Dan inilah aku, mahasiswa semester 5 kelas C jurusan Pendidikan Biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo yang biasanya dikenal UNG, kampus peradaban atau kampus merah maron. Ada alasan mengapa dari banyak Universitas di Indonesia, aku memilih Universitas Negeri Gorontalo sebagai tempat meneruskan perjalanan pendidikanku selanjutnya. Pertama, karena dekat dengan rumah. Kedua, orangtua tidak mengizinkan kuliah jauh dari rumah. Ketiga, karena hanya Universitas Negeri Gorontalo yang dekat dengan rumahku di Jl. Pattimura no 63. Kelurahan Limba U II Kecamatan Kota Selatan belakang mall Megazanur, sebelah kirinya Roberta, sebelah kanannya Pasar Sentral, ditengahnya pertigaan Terminal. Ooooh “Rumahku Istanaku” kata yang pas banget dijadiin kesimpulan dari ketiga alasan tadi. Tapi memang perkataan orangtua selalu benar, ya gak ? Alhamdulillah saat aku mendaftar jalur SNMPTN atau jalur undangan,  Della Mutia Ibrahim dinyatakan lulus di pilihan pertama jurusan PENDIDIKAN BIOLOGI di UNG dan lulus menjadi mahasiswa BIDIKMISI. Tanpa susah payah ikut tes tertulis dan sudah dipastikan kuliah ditanggung oleh Pemerintah, dan akhirnya aku memilih untuk mengambil kesempatan emas tersebut.
Awal semester setelah melewati masa perpoloncoan atau bahasa kerennya MOMB yang rasanya campur aduk dari senang, sedih, kesal, takut dan malu jadi satu. Dimulai dari hari senin awal bulan September tahun 2013 jadi anak kuliahan nih, mulai ngestatus di BBM salah satu media social terkini “Ngampus cuy wkwkwk”. Bangga banget rasanya jadi mahasiswa, pake baju bebas gk pake seragam, bukan lagi siswa SMA yang alay sekarang mah jamannya dewasa hahahaha.. merasa ada beban tersendiri saat bertemu dengan teman baru dan semua dari luar kota Gorontalo, ada yang dari Kabupaten Gorontalo, Bone Bolango, Pohuwato, sampe Ampana ada dikelasku. Sebagai anak Kota dan asli orang Sunda awalnya merasa beda sendiri dan gak punya banyak temen, kalau mau bicara logat gorontalo sering diketawain karena katanya gak enak didenger, kalau mereka bicara bahasa gorontalo gak ngerti, hah jadi kaya Raisa aja serba salah huhuhuuhu…
Banyak teman-teman dan guru SMA yang bertanya “Del, masuk jurusan apa di UNG ?” aku jawab dengan senyum bahagia “Jurusan Pendidikan Biologi” sebagian menanggapinya dengan kata-kata “wuuuih keren” ada juga yang bilang “gak salah masuk jurusan sis ?” ada juga malah yang bilang “iih mau banyak ketemu sama hewan-hewan dihutan” dan ini yang paling bikin aku berpikir keras “mau jadi apa nantin kalau udah jadi lulusan biologi ?” “Jadi ibu guru, doakan aja” jawabku yang mempunyai cita-cita menjadi seorang guru semenjak kecil dulu. Senior-senior di jurusan Biologi juga selalu berbagi pegalaman selama kuliah, ada yang bilang banyak temannya yang udah pindah jurusan, banyak yang gak kuat, dan banyak yang bilang salah masuk jurusan. Pengalaman dari senior seperti cerita horror yang terus menghantui di setiap hari. Katanya “Kuliah berbeda dengan SMA, kalian harus berusaha belajar dan mencari tahu sendiri. Dosen bukan seperti guru di SMA yang sering ngejar-ngejar kalian kalau nilai belum tuntas. Kalau gak tuntas satu mata kuliah harus mengulang tahun depan. Lebih baik SMA lagi dari pada kuliah. Nanti juga kalian akan merasakannya hahaha” senior itu tertawa sinis setelah mengatakan hal yang membuat aku dan teman-teman lain tidak bersemangat.
Perkuliahan sudah lebih dari 1 bulan, saatnya praktikum dimulai. Ada praktikum fisika, kimia, dan biologi umum untuk semester pertama. Awal coaching aja asisten, aturan, dan laporannya sudah bikin aku mau langsung nikah aja rasanya. Harus buat laporan awal sebelum praktikum, judul praktikum aja gak boleh sama kalau praktikum fisika. Harus menjawab kuis pendahuluan yang baru ditempel 2 jam sebelum praktikum kimia dimulai. Mencari bahan praktikum kalau praktikum biologi umum. Belum lagi saat didalam laboratorium gak boleh ribut, harus pake baju lab, gak boleh mecahin alat laboratorium, dan gak boleh terlambat. Kalau ada salah satu yang dilanggar asisten akan berubah menjadi singa yang kelaparan dalam sekejap. Belum sampai disitu aja, di akhir praktikum harus membuat laporan dengan batas waktu pengumpulan yang membuat aku kurang tidur, banyak minum kopi hitam yang gak perlu disebutin mereknya, makan gak teratur, gak kenal yang namanya weekend, numpang mandi di kos teman, gak pernah tidur seharian, diputusin si doi sampe jarang ikut ngumpul bareng keluarga. Selain kuliah tatap muka, ada juga tugas harian, tugas besar dan ulangan dari dosen. Sibuknya udah kaya artis aja, eh kalah deh anggota dewan juga. Ternyata sudah mulai terasa jadi MAHAnya SISWA tuh gimana. Bener kata seniorku, ingin rasanya jadi anak sekolahan lagi. Tapi apa daya, aku mah apa atuh.
Saat pertama kali bertemu dengan sesuatu yang membuat aku sadar, membuat aku terpanah dengan keindahan sang Pencipta, membuat aku selalu memuja-Nya. Tanganku dingin bergetar saat bersentuhan langsung denganya, selalu buatku penasaran dan ingin selalu didekatnya. Sesuatu itu adalah mikroskop binokuler, sebuah alat moderen, canggih, elektrik dan berfungsi untuk melihat benda maupun mahluk hidup yang mikroskopis atau tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Dalam praktikum biologi tidak jauh dari mikroorganisme, hewan, tumbuhan dan kita manusia sebagai bahan praktikumnya.
Jika melihat lebih dalam, dengan menggunakan perbesaran mikroskop 400x betapa takjubnya aku bisa melihat bagian sel dari dalam diriku sendiri, walaupun sakit rasanya harus mengkorek berulang-ulang lapisan mukosa pipi dari dalam mulutku dengan tusuk gigi, bisa melihat sel tumbuhan dari lapisan epidermis bawang merah, yang terlihat seperti susunan batu bata yang rapi karena sel tumbuhan memiliki dinding sel yang rapat dan teguh, berfungsi sebagai pelindung bagian dalam sel, dan untuk membantu mempertahankan bentuk sel. Bisa membuktikan teori dengan perbesaran 1000x di mikroskop yaitu bagian preparat dari otot polos, otot jantung, otot lurik dan proses pembelahan sel secara mitosis dari cacahan akar bawang merah, secara nyata bukan hanya sekedar digambar LKS siswa atau di google aja.
Tak terasa akhirnya sudah semester dua, ada tiga praktikum yang harus dilewati. Di semester dua ini aku sudah bisa banyak mengenal teman mikroskop, yaitu alat-alat laboratorium yang memiliki fungsi yang berbeda-beda. Semester genap ini diharuskan bersentuhan dengan cacing tanah, bintang laut, cumi-cumi, kepiting, dan berbagai jenis serangga. Dengan melihat lebih dalam perbesaran 400x di mikroskop saat praktikum mikroteknik, bahan praktikum menggunakan darah kita sendiri. Aku bisa melihat sel darah dari setetes darah yang keluar di jari manisku ini. Dengan metode pewarnaan May-Grunwald aku bisa melihat sel darah merah dan sel darah putih yang berwarna ungu. Sel darah merah adalah cairan yang berfungsi mengedarkan zat-zat makanan dan oksigen ke seluruh tubuh, sedangkan sel darah putih berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuh. Subhanallah, segala puji atas ciptaan-Mu yang memiliki arti dan fungsi dalam kehidupan.
Orientasi Medan Biologi (OMB) bisa dibilang tradisi tiap tahunnya bagi mahasiswa semester dua untuk lebih mengenal jurusan biologi. Dari pihak jurusan sangat mendukung kegiatan ini, kegiatan dilaksanakan jauh dari perkotaan selama tiga hari. Mulai dari tidur di tenda beralas tanah yang berkelok, games, pemberian materi, dan yang paling ditunggu-tunggu adalah naik-turun gunung dengan tugas mencari tumbuhan yang hidup di hutan, 10 hewan di air, 10 hewan di darat dan gak ketinggalan 10 hewan diudara ditutup dengan malam keakraban ditengah-tengah api unggun. Saatnya pulang, tidak sempat mengucap salam saat membuka pintu “Aaah sakit badan, tukang urut mana tukang urut !!” keluhku yang merindukan tukang urut langganan mama. Jika melihat lebih dalam mengenai keuntungan dari kegiatan OMB yaitu kita bisa melatih kekompakkan, kerjasama, ketelitian, kehati-hatian, melatih  berjalan di medan pegunungan dan mencari bahan untuk penelitian diakhir tugas kuliah nanti, skripsi my bro.
Semester ketiga dimulai, seperti biasa senior datang menghantui katanya semester tiga dan empat adalah semester cobaan, semester yang paling susah, yang paling menguras tenaga, pikiran, uang dan waktu. Ayo kita buktikan, mulai dari praktikum zoology vertebrata kami mengenal berbagai macam hewan yang bertulang belakang seperti yang kami bawa ke laboratorium green house UNG ada ikan lele, ikan hiu, ikan pari, kodok dan katak, ular, ayam, bebek, burung merpati, kelinci dan si lucu hamster. Di semester ini banyak praktek membedah hewan, agar bisa melihat bagian-bagian organ penyusun setiap sistem organ pada hewan. Mulai dari ikan sampai si lucu hamster, sedih banget rasanya tapi gue laki harus berani demi ilmu dan tujuan yang benar. “Bismillahirohmanirohim” ucapku setiap mematikan hewan percobaan. Dan praktikum anatomi tumbuhan, melihat dengan perbesaran 400x akhirnya aku bisa membuktikan dan melihat sendiri bahwa tumbuhan itu hidup dan bergerak. Pada tumbuhan Hydrilla aku bisa merekam gerakan vakuola makanan yang bergerak dalam sel secara memutar. Tak hentinya aku mengucap syukur atas keangungan Allah SWT.
Pengalaman lain saat semester empat, praktikum perkembangan hewan. Aku dan teman sekelasku dapat mengamati perkembangan telur ikan, katak dan ayam. Sungguh indah saat bisa memantau perkembangan embrio dari hewan tersebut. Terbukti saat melihat salah satu telur ikan setelah 48 jam lebih membentuk embrio, mulai terlihat di mikroskop detak jantung sang calon ikan nila. Walaupun banyak telur yang mati karena keterbatasan alat, ketidakmampuan embrio untuk bertahan pada kondisi laboratorium, maupun kesalahan dari praktikan, tetapi aku bisa mendapatkan embrio katak yang berkembang tulang belakangnya, dan bisa melihat detak jantung embrio ayam di mikroskop yang sudah 72 jam di inkubasi. Bisa membuktikan bahwa tumbuhan atau pohon-pohon disekitar kita bisa melakukan proses transpirasi yaitu hilangnya air dari tubuh tumbuhan dalam bentuk uap saat keadaan lingkungan sekitarnya terancam.
Subhanallah Maha Suci Allah. Betapa besar kuasa Allah memberi kita nyawa, dan apa yang selama ini kita lakukan ? Sadarkah kita ? Apa saja yang sudah kita lakukan kepada sesama makhluk cipataan-Nya ? karena dengan melihat langsung betapa indah kuasa-Nya, meskipun masih banyak yang belum ku lihat, tetapi aku sadar bahwa kita harus menjaga, memelihara dan memanfaatkan dengan baik apa saja yang telah Allah berikan. Aku tahu bahwa tumbuhan, hewan dan manusia saling membutuhkan, saling berinteraksi dalam lingkungan yang Allah telah buat sedemikian rupa. Sebagai ciptaan-Nya yang lebih sempurna dari pada makhluk lainnya, maka janganlah banyak mengeluh atas masalah yang terjadi dalam hidup. Hewan dan tumbuhan aja bisa menemukan cara untuk mempertahankan hidupnya dari kondisi yang mengancam. Banyak pelajaran yang bisa aku ambil dari setiap ilmu selama di kampus, ilmu yang sangat bermanfaat dan bisa mengungkap peristiwa alam dalam kehidupan sehari-hari yang baru aku tahu.

Masalah yang aku hadapi saat pertama kuliah di UNG kini telah terselesaikan. Sekarang aku punya banyak teman dan bisa belajar bahasa Gorontalo dari mereka, walau cuma bisa  bilang “Wololo habari ?” jawabannya “Piopiohu” “Monga binthe biluhuta” jawabannya “Traktir ya hahaha”. Masalah pernyataan ini nih, merasa salah masuk jurusan di Biologi ? “Salah kalau kalian gak masuk Biologi” jawabku tegas. Dengan alat canggih dan tersedia di laboratorium UNG menjadikan media pembelajaran yang meningkatkan motivasi, kemampuan dan pengetahuan mahasiswa khususnya bidang biologi. Dengan dukungan dan pembelajaran dari dosen-dosen jurusan biologi yang berkompeten di UNG membuat mahasiswa inovatif dan berusaha keras dalam mengerjakan tugas-tugas yang tentunya bermanfaat bagi mahasiswa, universitas, lingkungan dan bagi masyarakat sekitar. Kini aku terinspirasi untuk merubah cita-citaku menjadi seorang dosen atau guru besar. Semoga inspirasiku bisa menjadi inspirasimu juga. Jangan hanya melihat dari dasarnya saja, lihatlah sampai kedalam maka kamu akan menemukan keindahan yang terpendam. Apaan sih kata-katanya hahaha… Sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar